Perencanaan komponen beton bertulang dapat dilakukan dengan cara :
• Beban Batas / Beban Terfaktor. Cara ini lebih disaran Peraturan Beton Bertulang Indonesia untuk digunakan pada perencanaan.
• Beban Kerja. Cara ini merupakan cara alternatif dalam perencanaan. Pada cara ini tegangan yang terjadi dibatasi oleh tegangan izin.
Pada perencanaan komponen beton bertulang dengan cara beban terfaktor, maka :
• Beban yang digunakan adalah beban yang sudah dikalikan dengan suatu faktor.
• Kekuatan beton yang digunakan adalah kekuatan batasnya ( fc ) x faktor reduksi (f) .
Tipe Keruntuhan pada Komponen Beton Bertulang
Ada 3 kemungkinan type / kasus keruntuhan yang terjadi pada perencanaan dengan menggunakan kekuatan batas ini :
• Tulangan Kuat (Overreinvorced ). Keruntuhan type ini terjadi akibat tulangan terlalu banyak, sehingga beton yang tertekan hancur terlebih dahulu (beton mencapai kekuatan batasnya terlebih dahulu). Keruntuhan ini terjadi secara tiba-tiba (brittle failure).
• Tulangan Lemah (Underreinvorced ). Pada kasus ini tulangan mencapai tegangan lelehnya (fy) terlebih dahulu, setelah itu baru beton mencapai regangan batasnya ( c ), dan selanjutnya struktur runtuh. Pada kasus ini terlihat ada tanda-tanda berupa defleksi yang besar sebelum terjadi keruntuhan.
• Balanced Reinvorced . Pada type keruntuhan ini, saat terjadi keruntuhan ( beton mencapai regangan batasnya, c ), tulangan juga pas mencapai tegangan lelehnya (fy) . Keruntuhan ini juga terjadi secara tiba-tiba.
Beberapa istilah-istilah pada dasar-dasar perencanaan struktur beton bertulang :
• Tegangan : intensitas gaya per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2 , M pa atau N/mm2 .
• fc (kuat tekan beton yang disyaratkan) : tegangan beton yang ditetapkan/digunakan pada perencanaan, dengan aplikasi pengujian di lapangan berupa hasil benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
• fy ( kuat tarik leleh ) : tegangan tarik leleh minimum yang disyaratkan pada tulangan.
• Kuat nominal : kemampuan elemen atau penampang struktur dalam menerima
beban yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi dari tata cara pada SNI 03-2847-2002.
- Jika berupa momen, maka kuat nominal dimaksud adalah momen nominal ( Mn ).
- Jika berupa gaya tekan, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat tekan nominal (Pn ).
- Jika berupa gaya geser, maka kuat nominal dimaksud adalah kuat geser nominal (Vn ).
• Beban terfaktor : Beban kerja yang telah dikalikan dengan faktor beban yang ditentukan dalam pasal 11.2 SNI 03-2847-2002.
• Kuat Perlu : kekuatan suatu komponen struktur / penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor dalam suatu kombinasi beban.
• Kuat rencana : kuat nominal x faktor reduksi kekuatan komponen struktur (f) menurut pasal 11.3 SNI 03-2847-2002, yang mana nilai f < 1. Artinya kekuatan elemen struktur beton bertulang yang digunakan pada perencanaan lebih kecil dari kemampuan elemen itu yang sesungguhnya (kuat nominalnya)
Selain itu pada setiap perencanaan elemen struktur beton bertulang, diharuskan :
Kuat rencana ≥ Kuatperlu
artinya :
fMn ≥ Mu
fVn ≥ Vu
fPn ≥ Pu
dimana : Mu, Vu dan Pu merupakan kekuatan momen, gaya geser dan gaya tekan yang diperlukan untuk menerima beban terfaktor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar